Minggu, 15 Maret 2009

SAINS DAN TEKNOLOGI

Bedah Otak Dengan Teknik Awake Surgery Yang Memanfaatkan Arus Listrik

Brain Awake Surgery adalah teknik operasi yang mengutak-atik otak tetapi pasien tetap sadar, mengapa demikian ?

Dalam teknik konvensional, membedah otak pasien untuk mengangkat tumor amat sangat mengandung resiko. Jika tumor dekat dengan pusat bicara, atau pusat motorik ada kemungkinan dalam pengangkatan tumor, bagian terpenting ini ikut terambil. Untuk mengantisipasi munculnya gangguan pada kedua daerah penting ini, saat ini telah dilaksanakan bedah otak dengan teknik Brain Awake Surgery.

Dalam teknik BAS, pertama pasien diberi bius umum dengan dosis tertentu sehingga tertidur selama 5 menit untuk memasang headrest. Selanjutnya pasien diberi bius local yang efeknya cukup lama untuk mencegah rasa sakit saat kulit kepala, periosteum (pembungkus tulang) dan pembungkus otak diiris. Otak sendiri tidak punya rasa nyari.

Dalam pembedahan, arus listrik dengan tegangan tertentu diberikan pada bagian otak sekitar tumor yang akan diangkat. Jika dokter merasa tumor dekat dengan pusat bicara, maka sambil membedah pasien diajak ngobrol. Jika pasien tiba-tiba tak bisa berbicara saat bagian tertentu otak dialiri arus listrik berarti bagian itu termasuk pusat bicara. Dengan demikian, saat dokter mengambil tumor, maka dia yakin benar bahwa pusat bicara tak ikut terambil. Cara ini, juga yang dilakukan jika dokter hendak mengambil tumor yang ada di sekitar pusat motorik. Bedanya untuk kasus ini, pasien bukan disuruh bicara, melainkan diminta menggerakkan organ tubuh yang berkaitan dengan pusat motorik tersebut. Dengan begitu, dokter bisa memantau keadaan pasien secara realtime. Secara singkat dalam teknik ini, daerah penting di deteksi dengan cara mengalirkan arus listrik dengan tegangan tertentu. Begitu pendeteksian daerah penting ini sudah selesai, barulah tumor diambil dengan cara disedot.

Operasi tersebut tergolong operasi yang relative mudah dan tidak membutuhkan waktu lebih lama dari 4 jam. Tentu ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pasien agar teknik ini dapata berjalan . Sebagai contoh ; selama bedah otakl pasien harus relax, sehingga operasi tidak menjadi lebih sulit. Karena itu operasi ini tidak dapat diterpkan untuk pengidap stroke yang otaknya tegang, tetapi bisa diterapkan untuk parkinsons yang terganggu di pusat motoriknya. Karena dalam operasi ini, pasien harus bersikap kooperatif maka operasi ini juga sangat kecil kemungkinannya bisa diterapkan pada anak-anak.

Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari operasi ini. Diantaranya, minim resiko (pusat bicara atau motorik tak akan terambil), lebih murah karena tak perlu bius total dan tak butuh dirawat di ruang ICU. Juga tak butuh transfusi darah,karena waktu operasi sesingkat mungkin dan hanya sedikit darah yang terbuang. Di luar negeri perawatan pasca operasi hanyalah sekitar 1 – 2 hari . Di negara kita karena tingginya tingkat infeksi diperlukan perawatan selama 7 hari di rumah sakit.

Dari keterangan ini , maka jelaslah bahwa sains fisika turut berperan serta dalam kemajuan teknologi di dunia sains pada umumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar